Kaji Edan

Refleksi Onny Hendro

Friday, September 08, 2006

'LOMBA LARI LOMPAT GAWANG' yang tak pernah finish.. (bagian 1)

Kapan itu Ada temen saya yang ngeluh.. sudah beberapa kali dia pindah pekerjaan, tapi tetep saja nggak ketemu yang sesuai dengan maksud hatinya.. akhirnya dia pindah cari pekerjaan lain lagi, kalo ngga salah ini udah yang ke 4 kalinya dia pindah pekerjaan..

Di tempat pekerjaan pertama dia punya masalah dengan teman sekamarnya..
Di tempat pekerjaan kedua dia ngga cocok dengan bossnya yang kelewat galak..
Di tempat pekerjaan ketiga dia bilang terlalu jauh dari rumahnya..
Di tempat pekerjaan keempat kebanyakan lembur..
Demikian seterusnya..


Kepada teman saya itu, saya bilang begini:
“Hidup ini persis kayak Lomba Lari Lompat Gawang.. kita yang harus lari dan melompati gawang penghalang tersebut.. jadi jangan pernah berharap gawangnya yang akan merendah pada saat akan kita lalui.. dan lebih hebatnya lagi.. ini tidak akan pernah ada finishnya.. yang ada hanyalah kita yang menyatakan berhenti dari lomba tersebut atau Allah memang ‘memfinishkan’ kita..”

Kira-kira penjelasannya begini..

Yang namanya Lomba Lari Lompat Gawang ya pasti akan begitu.. pokoknya lari, trus ada gawang yang musthi kita lompati.. bahkan, Walaupun kita sudah jadi Atlit dan juara tingkat duniapun.. yaa tetep harus melompati gawang tersebut.. bukan berarti kalo’ kita udah jadi juara dunia trus bisa atau boleh nggak melompati..

Yang ada hanyalah, kalo’ kita jadi juaranya.. berarti kita sudah sering ketemu dan berlatih melompati ‘si gawang’ tersebut.. sehingga lebih mudah atau lebih cepat dari yang lainnya..

Memang ada perbedaan yang signifikan tentang lomba ini dalam ‘dunia Olahraga’ dibandingkan dalam ‘dunia nyata’:

•Dalam ‘dunia Olahraga’, jarak tempuh lomba tertentu dan ada finishnya, gawang yang musthi kita lompati sudah ditentukan tingginya dan seragam, jarak antara gawangpun sudah diatur konstan, dimulainyapun ada aba-abanya.. sehingga mau 1 orang, 10 orang maupun ratusan orang ikut lomba ini, mereka akan mengalami lintasan yang sama, hambatan yang sama di arena yang sama..

•Sedangkan dalam kehidupan nyata.. kita tidak akan pernah tahu jarak tempuh lomba, tidak akan ada finish, gawang..atau rintangan yang akan kita lompati sangat..sangat..sangat variatif, tanpa aba-aba.. dan hanya kita sendiri yang bisa menentukan dan mengerti kapan mulainya.. seorang peserta dengan peserta lainnya akan menghadapi hambatan yang berbeda.. bahkan sangat berbeda..

Dalam ‘dunia nyata’.. teman kerja, boss, rekan bisnis, bapak, ibu, sodara, anak, istri, mertua, tetangga, masyarakat, suasana kantor, proyek, pelanggan, income (baik yg lebih maupun kurang), dan seterusnya itulah gawang-gawang yang harus kita lampaui..

kalau kita umpamakan tingkat kesulitannya dengan ketinggian, maka ada yang dapat kita lampaui hanya dengan ‘lompatan’ kecil, ada yang musthi kita loncati sambil kita injak ‘si-gawang’.. adapula yang harus kita ‘daki’..

Yang jelas.. dalam ‘lomba’ ini, kita sendirilah yang harus bisa mengatur strategi, mengatur energi, menentukan suatu rintangan itu kapan harus dilompati, kapan harus dilompati sambil diinjak atau kapan harus didaki.. karena ingat.. setelah kita selesai melompati satu gawang.. masih buanyak gawang-gawang lain di depan kita..

Kenapa koq saya bilang ngga’ ada finishnya.. Lha gimana akan ada finishnya, Lha wong yang namanya ‘pensiun’ itu saja juga merupakan ‘gawang’ yang musthi kita lompati juga.. tapi yang jelas, saran saya.. jangan pernah berpikir bahwa menunda melompati salah satu rintangan atau mencari jalan pintas akan memperingan beban anda.. dia akan selalu muncul dan lebih membebani anda selama ‘lomba’..

(Bersambung...biar nggak capai bacanya)