Kaji Edan

Refleksi Onny Hendro

Wednesday, August 16, 2006

Didera hutang bukanlah akhir dunia!

Dalam hidup saya, saya pernah merasakan beratnya membayar hutang selama bertahun-tahun. Tidak tanggung-tanggung, 6,3 milyar rupiah! (kapan-kapan akan saya tuliskan dalam tulisan tersendiri pengalamanku dengan Koes Hendratmo mengalami hari-hari berat dalam hidup kami selama 11 tahun itu) Lalu bagaimana kiat ketika kita mempunyai hutang banyak?


1. Harus tetap bisa tampil tenang, tegar dan tampak optimis:
Memang akan sangat susah dan berat untuk dapat tetap tampak tenang, tegar apalagi menampakkan keoptimisan dalam kondisi ‘utang menggunung’, akan tetapi tidak ada jalan lain.. hanya itulah satu-satunya cara agar kita tetep bisa berpikir jernih, tidak kena ‘Stroke’ dan ‘mati menderita’..

2. Jangan sekali-kali meng-iba… ke siapapun..dan Apapun yang terjadi:
Mengiba.. selain akan memperlemah daya juang juga tidak pernah terbukti menyelesaikan masalah.. Kita akan tambah larut dan terbenam dalam ‘Cari alasan untuk menghindar’ bukannya ‘Cari Jalan Keluar untuk Lunas’. Dan yang terjadi ‘Penghutang’ malah akan menjadi semakin panik dan kawatir duitnya akan hilang, sehingga dia akan nagih..nagih..nagih dan menagih kita dengan cara apapun..

3. Jangan Sembunyi.. Dekati ‘Penghutang’:
Ternyata menghindar dengan cara sembunyi tidak efektif sama sekali.. yang benar adalah: dekati ‘mereka’ dengan pendekatan poin no 1 dan jangan sekali-kali cerita sedih ke mereka.. Dengan tetap muncul, kelihatan bersahabat trus optimis biasanya mereka akan melunak.. minimal menunda pembayaran dan tidak terus-terusan nagih, sehingga agak longgar otak kita untuk memikirkan langkah lain..

4. Dekati Perbankan:
Menyita Agunan, apalagi berbentuk Tanah atau Rumah.. itu ternyata bukan tujuan Bank, kalo’ bisa mereka malah menghindarinya.. sebab itu akan sangat merepotkan mereka sendiri dan akan menjadi poin negative bagi bagian kredit Bank tersebut.. nah, makanya setelah tau itu aku dekatilah mereka.. Dan selama 11 tahun saya sangat dekat dengan bagian kredit: BNI’46, Lippo, Exim, BWK, Panin, Pikko, Namura (bahkan masih suka telpun-telpunan hingga sekarang, malah mereka jadi ngejar-ngejar saya untuk ambil kredit di Bank mereka)

(by Kaji Edan)

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Iyo dab..
Nak aku sangat meyakini bahwa sing nylametkan kita di dunia ini faktor utamanya yaa ‘Habluminanas’ itu.. dan saya juga kawatir.. ojo-ojo hal tersebut juga dimasukkan olehNya sebagai faktor penentu juga pas kita ngantri untuk booking ‘tiket surga’.. apapun agama kita..

Makane aku maturnuwun banget karo dik izrar yang sudah memberi saya ‘wadah’ untuk dapat mengutarakan apa yang saya rasakan..

Sekaligus teman-teman juga bisa mengutarakannya di kolom ini tho dab..

Salam,
Kaji Edan

August 31, 2006 1:47 PM  
Anonymous Anonymous said...

Sesuai hadits, kalau kita bersilaturrahmi, akan dapat dua manfaat: dipanjangkan umur dan ditambah rejeki. Saya silaturrahmi ke blognya mas Onny jadi "panjang umur", tidak perlu waktu 11 tahun untuk mengambil hikmah terbelit hutang dan pengalaman mengatasinya. Jadi tambah rejeki karena ilmu di bawah bisa menjadi kiat kalau menghadapi musibah yang sama. (Na'udzubillah, mudah-mudahan tidak). Salut buatmu, mas. Pengalaman hidupmu yang lain berkaitan dengan berwiraswasta tentu sangat luar biasa untuk bisa di-sharing dengan yang lain. (hendro- teladan '89)

September 14, 2006 12:07 PM  

Post a Comment

<< HOME/HALAMAN MUKA