Kaji Edan

Refleksi Onny Hendro

Saturday, September 30, 2006

Jilbab?

Mumpung bulan Ramadhan, mari sedikit bicara tentang Jilbab yo. Ini diolah dari email saudari Atik...

>>>"...Bung Ony ,aku selalu buka blog njenengan , for sure I love to read it more n more. Cause its simple, honest but deep.Seperti para sastrawan,budayawan , agamawan..tulisane pake bahasa canggih, mbulet ra karu2an .mblegendes intinya sama malah kadang ra enek intine and mboh karepe.

Alhamdulillah. . paling tidak berarti tulisanku sudah ada manfaatnya bagi yang membacanya.. kalo’ masalah ‘simple’.. lha yaa wong saya ngertinya juga cuman dikit jee…hehe..



>>>Beberapa hari lalu temenku yg dari Sudan and Somalia ...told me sambil bawa ALqur'an dan hadistnya , she said that I have to cover my hair.If u know the rules but you are still break it , you just like Bani israil,stuborn. .arrogant etc."pokoknya aku diceramahi panjang lebar ...so and so. Aku cuma bilang ke mereka ..Im not ready yet. mereka udah pake dalil ini dan itu.Yg jelas apapun yg mereka katakan tak seunilpun yg bisa menyentuhku. I know all the rules in Islam.Tapi untuk jilbab aku bener 2x belom siap. Lah kadang isih misuan, Aku lakukan Sholat 5 waktu sejak aku berusia 14 th itupun atas kesadaranku sendiri. Aku juga selalu berusaha membenahi diri to be a good person. Dan aku yakin kepergianku ke US adalah karena Tuhan juga.Supaya bisa melihat dunia yg lain, yg lebih keras dan beraneka.Sekaligus menguji imanku. Amerika is not an easy place to live. For materi ok but for Iman..soooo hard man. so What do you think? Do I have to wear Jilbab disaat aku bener 2x ngga siap?.

(dari Kaji Edan...)
Nah..
Sebenarnya sudah sangat lama aku mau njawab emailmu mbak.. tapi akhirnya setiap kali aku sudah mencet tombol ‘Reply’.. aku mbaca lagi pertanyaan di atas.. aku jadi ragu menyampaikan pendapatku.. dan itu berkali-kali terjadi..

Selain memang tidak gampang menjawabnya, aku juga ragu pada temen2 yang mungkin tidak sependapat dengan pemikiranku. . tapi semalam pas makan sahur aku sempat diskusikan dengan istriku yang kebetulan sdh mengenakan jilbab hampir 10 th sejak kami pulang dr haji pertama.. pada intinya dia mendorong saya untuk menyampaikan pendapat saya, sejauh apa yang saya tahu dan mau..

Jadi kira beginilah pendapat saya..
semalam istri saya bilang bahwa islam tuh agama kasih sayang..
Lha trus kalo’ kalo’ Allah tuh maha pengasih & penyayang..
maka seharusnya tidak boleh ada ‘pemaksaan’ & ‘keterpaksaan’ ,
Lha wong yang namanya kasih sayang… dah gitu Maha pengasih & Maha penyayang ngumpul jadi satu gitu Lho..


Makanya.. atas dasar hal tersebut di atas.. akhirnya saya punya pemikiran bgini..tapi ini sangat subyektif Lho.. sorry kalo’ ada yang ngga setuju..

Coba kita lihat maksud dari Surat an Nur ayat 31 yg menyebutkan:
“Katakan kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.”

Karena saya percaya bahwa dihadapan Allah semua manusia adalah sama.. maka seharusnya sayapun boleh menterjemahkan serta berfikir mentafsirkan ‘Kalimat’ di atas.. yang mungkin berbeda dengan pemikiran para ulama, para kyai… katanya kita sama.. jadi boleh doong..

Masalah Kasih sayang & kesetaraan tadi saya umpamakan begini..
misalnya, Tuhan itu orang tua kita.. di keluarga ada 4 bersaudara, trus ortu kita ngasih tugas yg seragam kepada ke 4 anaknya..

saya pastikan..walau dikerjakan dengan tingkat kesungguhan yang tinggi, akan ada 4 kemungkinan jenis hasilnya.. sebab masing2 anak mempunyai daya serap, daya imaginasi, daya tangkap yang berbeda-beda. .sehingga kalaupun di nilai, pasti akan beda2 pula nilainya.. ada yg nilai 9, 7, 8, atau mungkin nilai 4..

dan saya yakin.. yang nilanya 4 pun tidak akan Beliau bunuh..
bukannya kasih sayang..Maha pengasih..dan Maha penyayang..

jadi maksud saya.. engga’ usah takut2 menterjemahkan tugas & perintahNya. . selama terjemahan kita ke arah positif, trus sudah semaksimal kemampuan pikir kita.. insya Allah Halal...
bukankah ‘Habluminallah’ itu just urusan kita dengan Allah...

jadi menurut saya.. dengan segala kemampuan menterjemahkan yang saya miliki.. Surat an Nur ayat 31 tersebut bukan suatu PERINTAH WAJIB untuk berjilbab.. tapi lebih ke arah memberi ‘tanda-tanda’ kepada kaum hawa yang memang benar-benar merupakan makhluk yang sangat luar biasa di mata saya..

tanda-tanda agar jangan ngliatin cowok terlalu lama..
sebab cowok itu makhluk GR-an..

tanda-tanda agar menjaga kemaluannya. .
ya dari sisi kebersihannya. .
ya dari sisi kesehatannya. .
ya dari sisi keindahannya. .
ya dari sisi kerahasiaannya. .
ya dari sisi ‘penumpangnya’ ..

tanda-tanda agar jangan menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) tampak dari padanya..
ini yang kayaknya harus kita tela’ah.. “PERHIASAN”..

mendengar kata ‘Perhiasan’,
pasti langsung terbayang di benak kita..
sesuatu yang indah,
yg membuat kita tertarik & kadang terbius untuk memilikinya. .
sesuatu yang berkilau,
yg membuat kita silau tapi tetap pengin terus memandangnya. .
sesuatu yang mahal,
yg membuat kita terpesona & mau bayar berapapun..
asal bisa terus bersamanya.. menimangnya. .memilikinya
yg kadang membuat kita lupa menghitung kemampuan kita..

Nah..
Coba mari kita pilih..pilah. .sambil bayangkan..
manakah ‘perhiasan’ milik mbak Atik..
Gelangnya kah..??
Kalungnya kah..??
Giwangnya kah..??
Rambutnya kah..??
Wajahnya kah..??
Pinggulnya kah..??
Atau jempolnya kah..??

Setiap wanita pasti mempunya ‘Perhiasan’ yang berbeda..
Tapi ingat ada kalimat “kecuali yang (biasa) tampak dari padanya..”

Jadi menurut saya..
wajah boleh tampak..
tangan boleh tampak..
jempol kaki..masih boleh..
betis... wiiih buat saya, jangan tampak lah..
Rambut... katanya ‘Mahkota’ nya wanita.. jadi..???

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya..
“Perhiasan” yang ini sih kayaknya memang harus mutlak ditutupi..
yang ini.. Pasti lebih dari sekedar ‘Perhiasan’..
makanya Allah menggaris bawahi..dan tanpa toleransi..

trus masalah menutup aurat..
menutup rambutnya dengan kerudung..
katanya aurat wanita itu selain wajah dan telapak tangan..
nak aku koq lebih setuju hal itu terjadi pada saat sholat..
pada saat kita menghadap & mengadu kepadaNya..

aku lebih setuju pada banyak hadist yang juga menyantumkan:
kecuali ‘merepotkan’ dan ‘memberatkan’. .
terutama untuk tugasnya atau pekerjaannya. .

dan ada juga beberapa hadist yang mengatakan:
‘demi keperluan’ (talbiyat al-hajah) dan,
‘menghindari kesulitan’ (daf’an li al-haraj)
Adalah dua ungkapan yg berhubungan dgn kehidupan riil manusia, sehingga sangat amat relatif..Akan berbeda dari setiap waktu ke waktu, maupun dari daerah satu dengan daerah lainnya..

Jadi menurut saya..
menutup seluruh badan kecuali wajah & telapak tangan pada saat sholat adalah wajib,lalu menutup aurat pada saat pergaulan adalah wajib..hanya saja..batasan aurat yang memang sepertinya dan ternyata memerlukan pertimbangan2 kemanusiaan dalam segala aspek yang memang pasti selalu berkembang mengikuti jaman..

Lha.. tapi masih menurut saya..
jangan menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada sebaiknya tetap dilaksanakan, lha wong itu perintahNya jee..

meski menurut saya yang utama ‘dada’ jangan ditampak2kan, atau atau di tonjol2kan bahkan kayak mau tumpah gitu lho..

ada baiknya mbak atik mulai coba aja pakai kerudung pada event2 keagamaan, or khusus lainnya.. sambil merasakan apakah merasa nikmat atau malah risih..baru nanti mikir langkah selanjutnya. .

kalo’ saran saya sih dicoba aja dulu..
toh sekarang banyak koq design baju muslim yang simple dan tampak modis...

bahkan ada lho.. sosok wanita cantik yang ternyata pada waktu pengajian mengenakan pakaian muslim yg modis dan tampak menjadi lebiih cantik serta lbh berkharisma. .minimal di mata saya..

hehehe..
selanjutnya terserah anda..


>>>Thanks ya ..keep up date websitenya! I luv to read it more.and salam kenal buat Bu Ony yg maniizz jezz, pinter tenan , kena rayuan pulau kelapanya Ony ..langsung nyiur melambai lambai..
Hehe..

Mmmmmmmmmmmmmmf. .

Monday, September 11, 2006

'LOMBA LARI LOMPAT GAWANG' yang tak pernah finish.. (bagian 2)

Tips-Tips khusus untuk melompati gawang (menyelesaikan masalah)..
(ini hanya berdasar yang pernah saya alami lho..)

1. Bahasa..
Coba kita lihat kebelakang.. sepertinya faktor ini yang paling dominan menggagalkan kita dalam ‘melompati’ gawang.. sepertinya sepele, tapi ini yang paling sering terjadi.. Kalo saya andaikan:
• Ngomong sama ‘wong londo’ ya kudu boso londo..
• Ngomong sama ‘wong jepang’ ya kudu boso jepang..
• Ngomong sama ‘kyai’ ya kudu boso kyai..
• Ngomong sama ‘maling’ ya kudu boso maling..


Di sini bukan berarti bahwa kita musthi bisa semua bahasa mereka.. Ya Enggris, ya Belanda, ya Batak, ya Arab..etc.. Tapi kita musthi selami mereka, kebiasaan mereka, pola pikir mereka.. sehingga kita ngomong seolah bagian dari kelompok mereka..

seperti contohnya:
kita masuk di gerombolan pemabuk.. tiba-tiba situ datang terus langsung ngomongin betapa berdosanya minuman keras.. betapa merusak kesehatannya obat terlarang.. betapa merugikannya Narkoba.. kiro-kiro apa hasilnya… dicueeekiiin..!!

contoh lain:
Kita sendiri kalo pas sedang belanja di pasar.. andai kita orang jawa, pasti akan merasa lebih senang berbelanja pada pedagang yang juga orang jawa.. mungkin karena pertama-tama berasa lebih enak ngomongnya..setelah itu kemudian timbul rasa akrab.. trus disusul timbulnya rasa percaya bahwa dia lebih murah daripada pedagang di sampingnya yang kebetulan saja orang batak.. trus akhirnya jadi langganan, tanpa pernah lagi ngecek harga kiri & kanan.. padahal buanyak pedagang yang orang padang, batak sunda yang lebih murah dari pada ‘si-jawa’..

Dari contoh di atas.. sebetul-betulnya yang di maksud ‘BAHASA’ itu bukan koq kita musthi fasih bahasa jawa ataupun ikut-ikutan mabuk.. tapi lebih ke arah kita musthi bisa membaca, memahami, menyelami calon lawan bicara kita agar lebih mudah menimbulkan rasa nyaman dan percaya pada mereka..


2. Posisikan kita sebagai mereka..
Kata-kata yang paling sering timbul dan kita pergunakan dalam menghadapi suatu rintangan, atau masalah terutamanya pertentangan adalah.. “Padahal kalau menurut saya…” dan jarang sekali kita ngomong apalagi berpikir, ”Mungkin, menurut mereka sebaiknya…”

Pada setiap saya mengalami jalan buntu pada sebuah ‘perselisihan’.. biasanya kemudian saya berhenti.. dan saya mencoba ‘menjadi’ mereka.. insya Allah nanti akan ketemu jalan tengahnya.. sebab akan jauh sekali berkurang kata-kata atau pemikiran, “Padahal kalau menurut saya..”..

Memang tidak gampang bagi kita untuk mencoba memulai berpikir ‘sebagai’ mereka.. jangankan memulai.. untuk ‘mau’ saja kadang ‘sisi ego’ kita sudah menolaknya terlebih dahulu.. padahal percayalah.. ini kunci yang paling mudah.. dan paling murah..

Dulu..dulu sekali, daripada ngantuk di dalam bis kota saya sering mempergunakan waktu untuk ‘berandai’ menjadi:
• Seorang direktur.. mbayangin andai punya perusaan yang guedhe, banyak anak buah & ngatur mereka.. ngambil langkah-langkah trobosan.. mbayangin betapa senangnya para karyawan, jika saya bisa punya waktu mendatangi rumahnya, kenal satu persatu karyawan dan keluarganya.. (walaupun pada session ‘mbayangin’ kali ini akhirnya saya geli sendiri, lha trus kapan kerjanya kalo’ tiap hari nyambangin kenalan sama keluarga karyawan.. he..he..)

• menjadi pengacara.. kalo’ nggak salah ini pernah tak bayangin pada saat saya KKN di Nglipar Gunung Kidul bareng sama adiknya Jaksa Agung waktu itu pak Karton (Alm) yang kebetulan berprofesi sbg pengacara.. Karena polah tingkah dan sifatnya.. aku njuk tergelitik untuk mbayangin bagaimana caranya menjadi Pengacara yang baik dan benar tapi tetep kudu sugiih.. tapi hasil ‘bayanganku’ pada saat KKN tersebut kayaknya susah dilaksanakan, ini terbukti dengan merebaknya kabeh ‘pengacara’ menjadi Sugih sejak jamannya Pak Harto Lengser dan kasus korupsi merebak.. malah,bahkan sekarang ini saya tambah bingung.. (tanpa bermaksud menuduh ataupun mencurigai) setelah dateng ke rumah Adnan Buyung Nasution.. Lha koq tiba-tiba beliau jadi suuugiiih poooll..??

• menjadi polisi Indonesia yang baik & benar ning sugih.. ‘mbayangke’ ini timbul tahun 92-an saat pertama kali saya ikut belanja mesin photo copy bekas di Singapore.. ada 2 kejadian yang ‘mempesonakan’ saya waktu itu..

PERTAMA: Ketika mobil yang kami pakai berhenti di tempat yang ada tanda larangan Parkir.. motor patroli hanya berhenti di belakang mobil kami dan menyalakan lampu motornya beberapa kali menyuruh kami jalan ..Spontan waktu itu saya Buiiinguung Poool.. Koq ngga’ ditilang yaa..??

KEDUA: Pas malam-malam saya makan Mc Donal di Orchard Road.. ada 4 orang pemuda tampil rapi naik sebuah mobil Mitsubishi Eterna berhenti ikut makan.. setelah ngobrol akhirnya tau kalau mereka itu Polisi.. Dari kejadian PERTAMA & KEDUA di atas.. kalau saya gabungkan malah jadi bingung aku.. Bagaimana mereka bisa tampil rapi & sugih sedangkan mereka kayaknya tidak ‘maruk’ cari tilangan.. padahal Eterna waktu itu termasuk mobil mewah lho..

• bahkan saya pernah ‘mbayangin’ menjadi Menteri..’mbayangin’ yang pertama Menteri PU, ini sehubungan dengan usaha saya mencari cara agar terkabul permintaan kami dapat bantuan Gelagar Jembatan.. (lihat di cerita ‘Misteri Jembatan Ngotho’) ‘Mbayangin’ menjadi Menteri yang baik & benar tapi tetep sugih untuk kedua kalinya saya ulangi setelah kembali saya ‘terpesonakan’ oleh Singapore.. bayangin saya diajak oleh temen yang orang Singapore, ngobrolin perijinan pengembangan usaha eksport dia dengan menteri keuangan ‘hanya’ dengan minum kopi di lobby sebuah hotel.. Lha trus otomatis pikiran saya melayang-layang mbayangin andaikata saya jadi menteri di Negara kita dan saya terapkan caranya menteri Singapore itu.. trus kapan bisa ‘ngomongin’ dhuitnya yaa..??!! hehehe..

Masih banyak lagi peran-peran yang pernah saya ‘bayangin’.. Mungkin ‘latihan menjadi’ tersebutlah yang mempermudah kita untuk mau dan dapat berpikir serta memposisikan diri kita sebagai ‘mereka’..

3. Jalani saja..
Katanya agama,”Hidup di dunia ini hanyalah ujian saja..dan Tuhan tidak akan pernah memberikan soal ujian yang tidak mampu dikerjakan oleh umatnya” …

Maka kata saya,”Jalani saja..”

Ada beberapa hal yang membuat saya berpikir seperti itu:
• Seperti ulangan (test) pas jaman sekolah.. Pada saat sekolah dulu, saya sering mengalami beberapa ‘keanehan’ yang membingungkan tentang ulangan.. Kadang saya berasa sudah sangat cukup belajar sehingga sangat yakin bisa mengerjakan ulangan dengan mudah..dan saat mengerjakanpun saya berasa gampang.. Lha koq pas pembagian hasil ulangan.. nilainya 6.. Tapi kadang pula saya sudah kawatir dengan persiapan belajar yang minim, trus pas ulangan berasa ‘pas-pasan’.. Lha koq malah biji 7..

Dan saya yakin andapun pasti pernah mengalami keberuntungan yang luar biasa tentang ulangan ini: Pas enggak atau lupa belajar.. Ulangannya mudah.. atau bahkan ditunda..

Maka kata saya,”Jalani saja..”

• Badai Pasti Berlalu.. Karena saya pernah ngalami masa sulit selama kurang lebih 11 tahun.. Maka sekarang-sekarang ini jika saya mengalami hal-hal yang sulit, saya selalu berjalan maju.. dengan satu pengharapan dan keyakinan..”Ini pasti akan berakhir..”, entah besuk.. lusa.. tahun depan, atau bahkan mungkin 11 tahun yang akan datang..

Maka kata saya,”Jalani saja..”




4. Jangan segan-segan berbagi perbekalan.. kalu perlu gratis..
Kita musthi selalu ingat.. Lomba ini tanpa finish.. dan masih buanyak ‘gawang’ yang harus kita lompati.. dan ‘gawang-gawang’ yang telah kita laluipun kebanyakan bukan karena ‘Lompatan tunggal’ kita.. Masih banyak ‘lompatan-lompatan’ di depan yang kita juga akan butuh bantuan orang lain.. maka kalo pas kita punya kesempatan membantu..bantulah..

Dulu.. pertama kali lihat Rudy Choirudin tampil di TV membeberkan rahasia-rahasia resep masakannya, bingung aku. Koq berani-beraninya dia memberikan seluruh rahasianya ke orang lain.. di TV lagi..

Tapi skian saat kemudian saya mikir..dan mungkin juga Rudy Choirudin berpikir sama seperti yang tak pikirkan.. “Resep atau Teori boleh sama.. tapi di tangan orang lain hasilnya pasti akan lain..”. Kalo ngga percaya coba perhatikan.. warung-warung Indomie bertebaran di Jakarta, tapi rasane blum pernah aku nemuin yang rasanya sama..

Jadi.. jangan takut-takut bagi-bagi Resep, Teory, atau pengalaman kepada orang yang membutuhkan..

Lha terus kalo masalah amunisi..dhuit..??
Ojok Kawatiir.. Bukankah Tuhannya kita udah njanjiin.. “beramal itu kayak Amway..MLM.. Satu Biji amal akan tumbuh 7 batang, dan masing-masing batang akan tumbuh 100 buah..”. Jadi saya pegang aja janjiNya..

Dadi kalo’ nyumbang 1 jt saya pasti akan mendapatkan hasil 700 juta.. Aman.. dan Pasti..!! KarenaTuhannya kita sudah janji.. hanya saja ada kata lanjutan dariNya yang kadang membuat sebagian manusia ragu, “Kalaupun Aku tidak sempat memberikannya di dunia.. maka akan tercatat sebagai amalanmu..”. (Tapi apapun..Ini yang membuat saya tidak perah ikut bisnis MLM kayak Amway atau CNI.. Lha gimana, Amway-nya Gusti Allah itu Dunia akherat jee..)

Jadi Akhirnya saya putuskan..
Setelah saya amankan dhuit kebutuhan setahun anak istri saya.. sisanya tak pakai untuk mengembangkan bisnis saya.. dan sekitar 40%nya saya belikan saham Amwaynya Allah.. Karena saya yakin Tuhan kita itu nggak bakalan nglariin modal kita..

Jadi saya rasa.. walaupun sangat tiiiipiiis perbedaanya.. saya yakini bahwa..

Hemat Perlu.. Tapi Pelit itu Haram..!!

Friday, September 08, 2006

'LOMBA LARI LOMPAT GAWANG' yang tak pernah finish.. (bagian 1)

Kapan itu Ada temen saya yang ngeluh.. sudah beberapa kali dia pindah pekerjaan, tapi tetep saja nggak ketemu yang sesuai dengan maksud hatinya.. akhirnya dia pindah cari pekerjaan lain lagi, kalo ngga salah ini udah yang ke 4 kalinya dia pindah pekerjaan..

Di tempat pekerjaan pertama dia punya masalah dengan teman sekamarnya..
Di tempat pekerjaan kedua dia ngga cocok dengan bossnya yang kelewat galak..
Di tempat pekerjaan ketiga dia bilang terlalu jauh dari rumahnya..
Di tempat pekerjaan keempat kebanyakan lembur..
Demikian seterusnya..


Kepada teman saya itu, saya bilang begini:
“Hidup ini persis kayak Lomba Lari Lompat Gawang.. kita yang harus lari dan melompati gawang penghalang tersebut.. jadi jangan pernah berharap gawangnya yang akan merendah pada saat akan kita lalui.. dan lebih hebatnya lagi.. ini tidak akan pernah ada finishnya.. yang ada hanyalah kita yang menyatakan berhenti dari lomba tersebut atau Allah memang ‘memfinishkan’ kita..”

Kira-kira penjelasannya begini..

Yang namanya Lomba Lari Lompat Gawang ya pasti akan begitu.. pokoknya lari, trus ada gawang yang musthi kita lompati.. bahkan, Walaupun kita sudah jadi Atlit dan juara tingkat duniapun.. yaa tetep harus melompati gawang tersebut.. bukan berarti kalo’ kita udah jadi juara dunia trus bisa atau boleh nggak melompati..

Yang ada hanyalah, kalo’ kita jadi juaranya.. berarti kita sudah sering ketemu dan berlatih melompati ‘si gawang’ tersebut.. sehingga lebih mudah atau lebih cepat dari yang lainnya..

Memang ada perbedaan yang signifikan tentang lomba ini dalam ‘dunia Olahraga’ dibandingkan dalam ‘dunia nyata’:

•Dalam ‘dunia Olahraga’, jarak tempuh lomba tertentu dan ada finishnya, gawang yang musthi kita lompati sudah ditentukan tingginya dan seragam, jarak antara gawangpun sudah diatur konstan, dimulainyapun ada aba-abanya.. sehingga mau 1 orang, 10 orang maupun ratusan orang ikut lomba ini, mereka akan mengalami lintasan yang sama, hambatan yang sama di arena yang sama..

•Sedangkan dalam kehidupan nyata.. kita tidak akan pernah tahu jarak tempuh lomba, tidak akan ada finish, gawang..atau rintangan yang akan kita lompati sangat..sangat..sangat variatif, tanpa aba-aba.. dan hanya kita sendiri yang bisa menentukan dan mengerti kapan mulainya.. seorang peserta dengan peserta lainnya akan menghadapi hambatan yang berbeda.. bahkan sangat berbeda..

Dalam ‘dunia nyata’.. teman kerja, boss, rekan bisnis, bapak, ibu, sodara, anak, istri, mertua, tetangga, masyarakat, suasana kantor, proyek, pelanggan, income (baik yg lebih maupun kurang), dan seterusnya itulah gawang-gawang yang harus kita lampaui..

kalau kita umpamakan tingkat kesulitannya dengan ketinggian, maka ada yang dapat kita lampaui hanya dengan ‘lompatan’ kecil, ada yang musthi kita loncati sambil kita injak ‘si-gawang’.. adapula yang harus kita ‘daki’..

Yang jelas.. dalam ‘lomba’ ini, kita sendirilah yang harus bisa mengatur strategi, mengatur energi, menentukan suatu rintangan itu kapan harus dilompati, kapan harus dilompati sambil diinjak atau kapan harus didaki.. karena ingat.. setelah kita selesai melompati satu gawang.. masih buanyak gawang-gawang lain di depan kita..

Kenapa koq saya bilang ngga’ ada finishnya.. Lha gimana akan ada finishnya, Lha wong yang namanya ‘pensiun’ itu saja juga merupakan ‘gawang’ yang musthi kita lompati juga.. tapi yang jelas, saran saya.. jangan pernah berpikir bahwa menunda melompati salah satu rintangan atau mencari jalan pintas akan memperingan beban anda.. dia akan selalu muncul dan lebih membebani anda selama ‘lomba’..

(Bersambung...biar nggak capai bacanya)