Kaji Edan

Refleksi Onny Hendro

Friday, June 23, 2006

Pertanyaan wisudawan baru tentang 'wiraswasta' (4)

Menurut pengalaman Anda, bagaimana cara memulai wiraswasta yang baik?
Tidak bisa kita pungkiri, faktor gen berbicara disini.. Yang saya maksud kira-kira begini:
Bapaknya Polisi, besar kemungkinan dan lebih mudah bagi anaknya jadi polisi juga.
Bapaknya Pegawai Negeri, anaknya jadi pegawai negeri
Orang tuanya ‘Bakul Pasar’.. akan lebih mudah pula bagi anaknya untuk jadi pedagang.


Sejak kecil, seorang anak pasti sudah mengamati lingkungannya, seperti halnya yang saya alami.. Awalnya Ibu saya jualan di Pasar Beringharjo, kemudian jualan mebel, rumah saya nempel dengan toko mebel tersebut, akhirnya saya mempunyai tekad untuk bisa cari duit tapi ngantornya di rumah.

Alhamdulillah sekarang berhasil ngantor di rumah, sehingga roda bisnis saya memang saya atur dari rumah. Nah rupa-rupanya hal tersebut juga tidak lepas dari pengamatan anak saya yang baru duduk di kelas 3 SD. Sejak kelas 2 dia sudah mencoba (tanpa saya suruh) jualan Es dan kue bikinan sendiri (padahal rasane ora enak blass..). Ada yang dia edarkan keliling kampong sama temen2nya, ada juga yang dia titipkan di warung depan rumah.

Jadi..
Saya rasa akan lebih mudah bagi temen-temen wisudawan yang mempunyai orang tua ‘Bakul Pasar’ untuk segera memulai berwiraswasta. Akan tetapi bukan berarti ‘tidak bisa’ bagi temen-temen yang lain.

Langkah Paling Awal yang harus kita lakukan sebelum terjun berwiraswasta adalah:
MENGENALI SIAPAKAH DIRI KITA..

‘Kejujuran’ mutlak diperlukan untuk hal yang satu ini.. Kalo hasil perenungan kita mengatakan bahwa ‘diri kita’ hanya menguasai sisi Produksi, maka segeralah berfikir untuk mencari teman yang menguasai Marketing, demikian juga sebaliknya..
Sebab biasanya orang masih belum bisa membedakan dan cenderung mensalahartikan 'Wiraswasta' dengan 'Mandiri'.

Sunday, June 18, 2006

Beberapa komentar tentang 'pengalaman hidup'

Maaf kalau nggak sempat membalas komentar yang masuk lewat blog maupun email pribadi. Seperti pengalaman-pengalaman yang pernah saya alami, semua komentar akan semakin memperkaya perjalanan hidup saya. Untuk itu, saya sengaja memposting semua yang saya dapatkan...


Komentar-komentar :"Sofni, Dahnely" <********@**********> wrote:
Subhanallah.. Onny. Aku sampe merinding baca ceritamu ini. Thanks ya kirimin aku yang beginian… sangat bermanfaat dan insya allah akan menjadi pengingat juga buat aku…

"HASkoro" <*********@********> wrote:
Dear Kang Onny,
Aku sungguh terkesan dengan perjalanan hidup njenengan.
Semoga bisa kita petik hikmah bersama untuk lebih memperbaiki keimanan kita . Amin.....

"Yusuf Wijaya" <********@*********> wrote:
Aku juga bingung kok Tuhan sampai 4 kali di apusi, piye ceritanya, hati hati loh mas, ojo ngapusi terus , yen Tuhan dah bosan aku takut heh mas!, inget lagunya Ebit G Ade. jadi aku ikut ngedoain sampeyan, semoga sadar apa yang dilakukannya. Dan harus banyak melakukan amal ibadah.
Aku juga bersyukur konco yang satu ini, masih diberi umur panjang. Kapan sampeyan syukuran mas, Ojo lali ngundang aku yooh. Ditunggu loh.

azishs <*********@***********> wrote:
Assww
MAs Onny, saya turut merinding membaca email anda dan membayangkan betapa kejadian2 dahsyat sudah anda lalui. Saya turut berduka atas musibah yang menimpa keluarga mas Onny. Pagi itu saya sempat shock karena ingat mbak Endah ada di Yogya, syukurlah tidak terjadi cedera apa2, tapi saya bisa membayangkan traumanya.
Semoga kejadian demi kejadian semakin mendekatkan kita kepadaNya.
Salam dari saya sekeluarga
Azis Hoesein

"artasani" <**********@*********> wrote:
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Mas Ony, terima kasih cerita nyatanya, bisa sbg renungan dan peringatan saya pribadi. Alhamdulillah keluarga selamat. Semoga kabar temen lain dan keluarganya baik, Mas Totok, Mas Budi, Mas Wawan.... ikut prihatin.
Mas, boleh nggak cerita Mas Onny ini saya forwardkan ke milis lokal di tempat saya (Sendai)? Temen-temen di sini dan berbagai kota di jepang sedang berusaha menggalang dana seperti ketika peristiwa aceh lalu.
Saling mendoakan....

Wassalamu`alaikum,
Arta, Sendai

"Sarojo Setjo" <***********@***********> wrote:
Tks, P Ji, pengalaman2 mu memang unik dan crita- nya jadi menarik
Sy yakin ada pelajaran2 yg dpt diambil

"leo lumanto" ************@************ wrote:
Luar Biasa...saat ALLAH ingin menyapa manusia..DIA punya bermiliar-miliar cara. Andai saja waktu itu bisa kita balik seenaknya atau kita putar semaunya. Tentu banyak waktu kita untuk berbenah diri...Sayangnya waktu kita berbenah tinggal besok.. Dan kematian kita juga akan terjadi besok..

Bambang Nugroho alias Minong <********@********> wrote:
iso dadi peng-eling2 sing joss nggo poro sedulur sak eko proyo.

hadi fauzan ********@************ wrote:
Oh a laaaa Lee nasibmu kok yo koyo sinetron. Mbok kisah nyata iki di kirimke Raam Punjabi. Sopo ngerti digawe sinetron tenan lan pelajaran kanggo menungso liyane

Saturday, June 17, 2006

Pertanyaan wisudawan baru tentang 'wiraswasta' (3)

Resiko semacam apa yang mungkin dihadapi ketika memilih untuk berwiraswasta?
Resiko..
Saya rasa semua pilihan jalan hidup kita pasti mengandung resiko.. Dengan bekal ‘Pola Pikir’ sarjana tadi, seharusnya kita sudah dapat memandang, mengamati dan mengeliminir si-‘Resiko’.

Menurut saya..
Resiko terkecil dari wiraswasta adalah ‘Bisnis Seret’..
Sejauh pengamatan saya, kemungkinan terbesar hal ini timbul karena kemalasan si pelaku bisnis untuk melihat dan membuka peluang.

Resiko terbesar adalah gulung tikar..
Siapapun pelaku Wiraswasta pasti akan tersentak setiap terbayang yang namanya ‘Gulung Tikar’… bahkan saya sendiripun tidak pernah berani membayangkannya. Oleh karenanya kita harus setiap saat mencegah dan menghalau si-’Gulung Tikar’ ini agar tidak mendekat pada bisnis kita.

Selain karena ‘Kehendak Allah’ (force majeur).. Penyebab gulung tikar terbesar adalah gagalnya kita memanage Hawa Nafsu, terutamanya Nafsu Harta (untuk cepat dapat untung besar), walaupun nafsu Wanita dan Nafsu Tahta (orang jawa bilang: Ora kuwat kanggonan bondho) juga besar kontribusinya.

(masih BERSAMBUNG)

diolah dari tanya jawab dengan majalah Alumni Universitas Gadjah Mada

Wednesday, June 14, 2006

Pertanyaan wisudawan baru tentang 'wiraswasta' (2)

Apa sebenarnya kelebihan mengambil jalur wiraswasta di banding mencari kerja?

Semakin cepat mengambil jalur wiraswasta, semakin cepat pula kita akan mengetahui kemampuan serta potensi yang ada pada diri kita serta tetap terus mengasah otak untuk selalu mencari ‘jalur rejeki’...

Hal di atas itu saya rasa lebih bermanfaat dari pada:
a. Ke Gramedia mencari buku panduan ‘Cara-cara membuat Surat Lamaran Kerja’
b. Beli Koran untuk ngelihat kolom Lowongan Pekerjaan.
c. Mengetik puluhan surat lamaran kerja
d. Photocopy puluhan lembar ijasah SD hingga Sarjana
e. Bolak-balik Ke kantor Polisi mencari SKKB
f. Masih minta duit ke ortu untuk ongkos ngirim atau nganterin surat lamaran
g. Minta duit lagi untuk ikutan test di Jakarta atau manapun
h. Membuang waktu berminggu-minggu untuk menunggu surat jawaban yang pasti isinya “Mohon maaf..bla..bla..bla..” yang intinya TIDAK DITERIMA.

Kelebihan-kelebihan lain jalur Wiraswasta (sekali lagi ini juga menurut saya):
1. Tidak akan pernah dipusingkan dengan yang namanya birokrasi di dunia pekerjaan kita karena kitalah yang akan menciptakan si’Birokrasi’ itu, bayangkan jika menjadi pegawai baru.. kayak Opspek bok..
2. Dapat lebih mengatur waktu, rejeki, lokasi kerja dari pada menjadi pegawai.
3. Lebih bisa menjadikan hidup ini ‘penuh warna’, sebab tidak terjebak rutinitas seperti halnya Pegawai.
4. Dan yang lebih serem… “kita bisa punya pegawai..”
(masih BERSAMBUNG)

diolah dari tanya jawab dengan majalah Alumni Universitas Gadjah Mada

Pertanyaan wisudawan baru tentang 'wiraswasta' (1)

Menurut Anda, di tengah sulitnya mencari pekerjaan, seberapa penting mencoba untuk berwiraswasta?
Mencoba berwiraswasta?? 101% penting.. kira-kira begini penjelasannya menurut versi saya

Harus kita sadari bahwa Kalian memang sedang sial..
Kalian diluluskan dan diwisuda pada saat Negara Tercinta ini sedang berantakan.
Pemerintah kita telah gagal untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, menjaga kewibawaan serta kepastian hukum, hal tersebut berakibat larinya para investor yang artinya semakin sedikit lapangan pekerjaan di sektor swasta.

Sedangkan untuk menjadi pegawai negeri??
Saya berani jamin,” Hanya akan 1% Wisudawan yang bisa menjadi pegawai negeri tanpa KKN dan memberikan ‘Uang Muka’ “

Oleh karenanya..
menurut saya, “Walaupun sedikit terlambat, tetapi ada baiknya kita segera mencoba berwiraswasta”. Dengan mencoba berwiraswasta berarti kita akan mencoba pula menggali potensi diri dan mengaktualisasikannya .

Saya katakan terlambat, karena memang sebaiknya sejak kecil yang namanya ‘berwiraswasta’ mulai kita kenal. (BERSAMBUNG)

(diolah dari tanya jawab dengan majalah alumni Universitas Gadjah Mada)

Thursday, June 08, 2006

Tentang Nama 'Kaji Edan' dan 'Obyek Penderita'

Banyak yang bertanya kenapa aku menyebut diriku 'Kaji Edan' alias 'Haji Gila'? Ini penjelasanku...


Tadinya, maksud saya si”Kaji Edan’ itu hanya untuk menggampangkan orang-orang yang pernah mendengar untuk mengingatnya..dan ingat bahwa:
• menjadi Haji itu sebenarnya benar-benar murni hanya ‘urusanku dengan Allah dan tidak hanya sekedar gelar yang bisa dan dianggap perlu ditulis di depan sebuah nama.
• Menjadi Haji itu harus bisa menjadi panutan siapa saja..termasuk pemeluk agama lain..jadi tidak hanya mengurusi pengajian, masjid dan umat Islam saja,

Kalau kalimat di atas dirumuskan dengan 'bahasa kyai', kira-kira penjelasannya sebagai berikut:

“HabluminAllah itu urusannya hanya antara H. Onny dengan Allah, tapi kalau Habluminannas itu urusannya ‘Kaji Edan’ dengan siapa saja..”

Jadi, oleh karenanya, Kaji Edan harus bisa menceritakan sesungguh-sungguhnya yang terjadi tanpa harus menutup-nutupi kekurangannya..sebab saya meyakini bahwa cerita-cerita negatif tentang dan yang dipunyai oleh Kaji Edan pastilah ada hikmahnya yang dapat dipetik sebagai pelajaran dan itupun pasti terjadi karena ridhlo Allah..

Berarti..masih menurut Kaji Edan.. apapun yang negatif di sisi pelaksanaan dan pemahaman tentang agama kita, ada baiknya umatNya yang lainpun sebagai ‘koco benggolo’ (cermin-red).

Lagian sekarang-sekarang ini banyak ‘Kaji-Kaji dari berbagai agama’ yang berkelakuan dan moralnya ‘lebih hebat’ dari yang belum atau bukan Kaji.. (korupsi, mbobol Negara, menjual Negara, dll..). Dan bahkan yang ‘Kaji beneran’ berkotbah mbagus-mbagusin agamanya dan njelek-njelekin agomo liyo.. (liyo=lain)

Makanya, nama ‘Kaji Edan’ dipakai untuk mencoba mengajak memandang bahwa kita sama-sama sebagai ‘Obyek Penderita’.

Kita ini hanya ‘obyek penderita’ atas sekenario besar Tuhan. Yang kita sendiri (selama masih hidup di dunia ini) tidak akan pernah tahu apakah kita akan masuk ‘Surga’ ataupun ‘Neraka’, karena hal tersebut adalah hak ‘Prerogatif Tuhan’.

Seperti halnya kita memilih pasangan hidup.. tidak akan pernah bisa kita memastikan bahwa ‘pacar kita’ akan tetap sebaik, serapi, secantik, setabah, sesetia, seserasi, setidak pelit, setidak ngorok serta se-se yang lain setelah kita pilih dan kita jadikan dia sebagai pasangan hidup, sebab itu juga termasuk hak ‘Prerogatif Tuhan’

Kaji edan pasti akan ngomong dan menganggap Agamanya paling bagus dan benar.. karena dia pandang Agama itu dari sudut Al Quran yang selalu dia baca (yang belum tentu dia pahami..), sedemikian halnya seorang Pastor pasti akan menganggap Agamanya paling Bagus dan benar.

Oleh karenanya.. kaji edan ingin mengajak (tanpa ingin mempengaruhi, mengaburkan ataupun menyama-ratakan.. dan tentu saja bagi yang berpikiran sama..) kita untuk melihat ‘kehidupan’ dari sisi pandang bahwa kita sama-sama sebagai ‘Obyek Penderita’.

Bukankah yang membedakan manusia di hadapan Tuhan adalah 'takwa', sementara kita juga diserukan untuk berlomba dengan manusia lainnya dalam berbuat kebaikan?

Wednesday, June 07, 2006

Punyakah anda Gen Wiraswasta ?

Seri Wiraswasta: Punyakah anda Gen Wiraswasta ???

Ini aku tulis.. karena banyak temen-temen di japri yang sering bertanya dan bercerita tentang jalur usaha.. ceritanya sebagai berikut:



>>>Sujatmiko wrote:

Mas Onny...
Tentune mas Onny mulai bisnis dengan Modal & Gen mendukung?
Lha kalo ngga punya modal & gen tidak mendukung..trus gimana... ada gambaran mas?


Jawab saya:
Agak ngga’ pas dugaanmu dik..
Saya tidak memulai Bisnis saya dengan 'Punya Modal & Gen yang mendukung'..
yang betul, aku memulainya dengan 'Tanpa modal tapi dgn Gen yg mendukung'..
lain lho..

Kondisi Start usaha seseorang itu bisa macem-macem dan berbeda-beda:

1. Punya Modal & Punya Gen
Ini biasanya dialami oleh anak-anaknya pengusaha, sehingga dengan ‘gampang’ mereka meneruskan atau mengembangkan usaha orang tuanya. Kalaupun membentuk usaha baru.. pada awal bisnisnya, biasanya bidangnya nggak jauh-jauh dari usaha ortunya.
Tapi dari golongan ini tidak akan banyak didapati yang dari golongan non-keturunan di Indonesia (baca:pribumi), sebab biasanya yang paling ngetren terjadi di ‘wong sugih’ pribumi adalah.. ‘Anak orang kaya pribumi biasanya rusak di tengah jalan..’

2. Punya Modal tapi nggak Punya Gen
Kebanyakan anak pejabat tergolong dalam poin ini..
karena orang tuanya gampang dapat duit & ‘kaya’, maka 2 kemungkinan pengusaha yang biasanya timbul:

• Kalau anaknya bodoh,
Karena sering mbolos dan ngga’ keterima kerja di mana-mana, lalu dia ‘diperankan’ menjadi Wiraswastawan, trus dengan ‘fasilitas’ yang didapatkan dari ‘kewenangan’ orang tuanya maka dia akan mendapatkan proyek terus utamanya di wilayah kerja orang tuanya.. type ini cuman nunggu waktu kapan jatuhnya, bisa jatuh lebih dahulu dari ‘jabatan’ bapaknya, tapi biasanya usaha mereka ‘kompak’ bubar jalan bersamaan dengan lepasnya ‘jabatan’ ortunya.

• Kalau anaknya Pinter,
karena dia pinter, maka ‘tidak malu-maluin’ jika dengan ‘fasilitas’ bapaknya menjadi salah satu staf penentu di proyek-proyek pemerintahan.. biasanya mereka ‘di bawah meja’ duduk menjadi direktur atau komisaris salah satu kontraktor di kantornya.. ini umur bisnisnya biasanya juga berbanding lurus dengan jabatannya..

3. Nggak Punya Modal tapi Punya Gen
Mungkin golongan ini yang akan paling banyak kita dapati..
Biasanya ini terjadi pada anak-anaknya bakul pasar, bakul bakso, bakul warteg, etc.. Karena sudah ada contoh (kasus-kasus orang tuanya) maka mereka biasanya lebih gigih untuk ‘meningkatkan’ taraf kehidupannya.. Pada golongan ini, jenis usaha yang akan timbul bisa beraneka ragam dan belum tentu sama dengan jenis usaha orang tuanya terdahulu.. Dan biasanya yang akan terjadi adalah: Punya Gen + Gigih = Sukses

4. Nggak Punya Modal & Tidak Punya Gen
Seingat saya..
saya belum pernah ketemu WIRASWASTAWAN yang lahir dari golongan ini, tapi saya yakin pasti tetep ada.. Dari golongan ini yang saya temui ‘biasanya’ akan jadi karyawan, jadi kalaupun ada yang sukses dari golongan ini, pasti karena dia jadi 'KARYAWAN YANG HANDAL', bukan WIRASWASTAWAN. Tapi kalau temen-temen nemuin contoh sosok WIRASWASTAWAN dari golongan ini, tolong saya diberi tahu.. nanti kita amati dan cermati bersama..

Dan bagi temen-temen yang merasa termasuk golongan ini, jangan berkecil hati dulu.. sebab setelah kita bisa menjadi 'KARYAWAN YANG HANDAL' mungkin ceritanya akan lain, sebab kita akan punya 'modal'.. andaikanpun bukan berupa uang.. dapat juga berupa 'Jaringan' ('Network')

OK?
Ini gara-gara tergelitik pertanyaanmu, Dik Miko.. Aku cerita sedikit dulu yaa..
ini baru prolog-nya saja lho.. belum sampai inti crito 'WIRASWASTA'
makannya jangan menggelitik saya untuk ceritera panjang..

Sebetulnya, lebih baik kalau semakin banyak bergaul dengan beberapa teman yang punya pengalaman berusaha. Insya Allah setelah bertemu dengan mereka, saya yakin pertemuan itu akan membawa gambaran dan secercah harapan..

Meskipun begitu, 'secercah harapan' itu masih harus ditindak lanjuti dengan yang saya namakan 'LOMBA LARI LOMPAT GAWANG' yang tak pernah finish..
(masalah yang ini nanti kita bahas di Wiraswasta Bab yang lain..)

Yang jelas, pesan saya...
Tolong disimpulkan sendiri :))))

Tuesday, June 06, 2006

Tidak Ada 'Bekas Guru' !

Betapa Besar Dosa ‘Kaji edan’ kepada gurunya..
Based on true story..

Beberapa waktu lalu.. aku ada meeting pekerjaan dengan beberapa teman-teman di Plasa Senayan.. diantaranya cah-cah Teladan.. Moko Pruthul’83, Didik Karisa’85, Farchan’86 (sumpah..ini bukan rapat reuni...!), terus ada Pak Ancok (Blantik lain) dan Kombes Pol. Ris Tarto..

Sekitar jam 20.00 meeting berakhir.. Pak Didik, Pak Farchan dan Pak Ristarto meninggalkan meja pertemuan.. tapi karena mas Moko melemparkan permasalahan pembagian SHU urusan tersebut, akhirnya Aku, Ancok dan Moko tertahan membahasnya di meja..

Ditengah-tengah ributnya pembagian SHU.. tiba-tiba masuk sebuah telpon ke HPku.. +62274…. Lho ini siapa orang Yogya telpon tapi nggak ada di memory Hpku..(tadinya tak pikir Handoko, wong dia masih di Yogya..)

“Assalamualaikuuum..”, kalimat pembukaanku..
“Wa alaikumsalaaaam..nak Onny… saya bu Ning.. masih inget..??”

Masyaaaa Allah…
Hanya satu nama ‘Bu Ning’ yang hingga saat ini tertanam di benak saya..iki mesthi ‘Bu Ning’ alias ‘Bu Cening PKK’.. itupun tertanam di otakku karena dulu pas kelas 2 di SMP 5 Yogya, aku pernah nakal trus dikeluarin dari kelas.. masih berbuntut dimarahi lagi oleh Bu widodo wali kelasku plus dijewer bu Hartilah guru olah raga.. dan masih juga dimarahi kepala sekolah serta diancam akan diskors..

Kasusnya begini..
suatu hari pelajaran PKK, ditugasi nulis 10 macam bunga dan Negara asalnya.. trus Onny kecil menulis seperti ini..
1. Bunga tulip.. dari Belanda.

Terus bingung aku… lha nggak ngerti lagi nama-nama bunga lainnya jee.. masa anak cowok koq disuruh ngurusin kembang (dalam hatiku waktu itu..)

trus akhirnya aku nulis ngawuur..
2. Bunga Mawar Prancis.. dari perancis
3. Bunga Melati Belgia dari Belgia

Tapi habis itu bingung lagi aku.. terus bunga apa lagi doooong..??
Akhire aku lebih ngawur lagi..dan aku tuliskan:
4. Bunga Tinah..dari Bantul.. (padahal Bu Ngatinah itu nama guru agamaku)

Setelah tugas dikumpulin.. Bu Ning terdiam membaca tulisanku itu (tapi kelihatan bahwa beliau menahan amarah yang amat sangat..), lalu aku disuruh keluar.. dan diapun ke luar ke kantor guru..dan hasil akhirnya pun seperti yang saya ceriterakan di atas..

Setelah kejadian itu.. setiap ulangan, bener ataupun tidak, nilai PKK tetep bertahan di angka 6 terus..bahkan di raportpun juga 6..

Kembali ke Plasa Senayan..

“Ooo.. Bu Ning PKK.. aduh ibu tidak mungkin saya lupaaa.. apa kabar ibu..?”

Dan dengan sedikit Kepongahan, Kesombongan dan sok-sokan..
aku berpikir “Iki pasti mau minta toloong..!!”

Setelah beliau bercerita ngalor-ngidul dan sayapun berbasa-basi ngalor-ngidul juga, saya memberanikan diri bertanya,”Nyadhong dhawuh ibu..” (ind= siap terima perintah ibu..)

“Oooo.. ora..ora.. koq Nak Onny.. saya hanya ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun Pernikahan.. saiki cucuku udah berapa..???”

Allaaaahu Akbar… nangis aku…
Betapa Kaji edan tetep manusia biasa..
masih pongah..
masih sombong..
masih tidak tau diri..
masih sok-sokan..

Ternyata ‘Kaji edan’ masih bukan siapa-siapa dibandingkan kebesaran hati dan kebesaran jiwa guru-guru kita..

Ternyata ‘Mereka’ masih tetap mengingat dan menganggap kita sebagai anaknya..
walau sudah pernah ‘Kaji edan’ sakiti hatinya..
walau selama ini malah sudah aku jadikan cerita lucu peristiwa itu dengan tetap mencemooh ‘Mereka’..

Ya Allah… maafkan hambamu ini..
Bu Ning.. maafkan anakmu ini..

Saat nulis iki pun ‘Kaji Edan’ tetep masih nangis ‘mbrebes mili’..
Dan akan lebih meyakini lagi..
Tidak akan pernah ada ‘Kaji Edan’ tanpa ‘mereka’..
Tidak akan pernah ada kata ’bekas guru’ di hati ‘Kaji Edan’
insya Allah ‘Mereka’ akan lebih diutamakan..

Gempa Bumi Jogja, Sebuah Gladi Bersih Kematian

Based on true story..

Masih ingat ketika mas Widi GATRA menulis kisah saya yang sempat koma sebulan karena kecelakaan di tol cikampek th 1995..??

Ketika itu, selama saya tidak sadar.. Allah memutarkan ‘film’ semua kejadian-kejadian yang menyakitkan perasaan saya sejak kecil hingga dewasa.. dan alhasil, ketika saya siuman, saya menjadi benci kepada siapa saja.. sebab adalah sudah pasti siapapun pernah menyakiti hati kita dan berbuat salah kepada kita.. dan Alhamdulillah keadaannya menjadi berubah ketika saya berhasil menekan rasa benci itu..

Yang jelas.. sekian detik sebelum kecelakaan itu saya punya mobil bagus.. di dalam mobil saya mempunyai dan membawa US $ 20.000.. ada HP, cincin, arloji dll.. di rumah, istri saya punya tabungan puluhan juta.. Tapi dalam hitungan detik.. semua itu menjadi tidak ada artinya dan musnah begitu saja..

Mobil Hancur.. Duit US$ 20.000 hilang dlm kecelakaan tersebut, apalagi HP, jam, cincin, dll.. dan ketika bangun dari koma, seluruh tabungan istriku habis untuk membayar tagihan rumah sakitku.. bahkan untuk pelunasan, sebagai penebus surat jalan RS. Jakarta.. masih kurang Rp 9jt.. waktu itu Rp 5 jt dapat sumbangan dari ibu Ami saudaraku, dan Rp 4 jt lagi pinjam dari ibuku..

Tapi Ajaib.. Alhamdulillah.. ngga sampai dalam hitungan waktu 6 bulan.. entah bagaimana caranya..entah dari siapa perantaranya.. Allah memberikan rezeki yang melimpah, tak terhingga, tak terhitung oleh akal maupun matematika kita.. Beliau mengembalikanNya..
Selain bisa membantu biaya rumah sakit mas Yuman teman kecelakaanku, yang walaupun akhirnya meninggal setelah mengalami 4,5 th koma.. Saya bisa mendapatkan mobil baru lagi.. tabungan istriku kembali..bahkan lebih dari semula.. Lebih hebatnya lagi, saya bisa mebuka jalan rumahku yang notabene harus membeli 300m2 tanah tetanggaku yang berharga ratusan juta..
ALLAHU AKBAAAAAR..!!!

Sepertinya.. Allah memberikan kesempatan padaku untuk menjalani Gladi resik Kematian yang pertama.. dan sepertinya Beliau ingin memberikan pesan padaku sebagai berikut:

“jika Aku menghendaki seluruh hartamu..hanya dengan semudah membalik telapak tangan, dan dalam hitungan detik Aku dapat mengambilnya.. tetapi jika Aku hendak memberimu.. itu semua adalah caraKu..dan urusanKu.. dan semua itu di luar perhitungan maupun akalmu..”

Masih ingat waktu sekali lagi mas Widi GATRA menulis pengalaman saya ketika lolos dari tragedi mina tahun 2004..??

Pagi itu, sekitar pukul 09.00, setelah saya lolos dari desakan jemaah yang berebutan melempar jamrah…"Setelah itu, saya minggir, mencari ayam goreng,"Dan setelahnya..ternyata tragedi Mina yang cuma beberapa menit telah berlangsung dan berlalu.. waktu itu tanpa saya sadari..Tiba-tiba beberapa helikopter terbang rendah... dan Tahu-tahu, di depan mata saya, orang-orang bergelimpangan tak bernyawa. Tercatat 252 orang meninggal. "Masya Allah..." saya telah dihindarkan dari kematian olehNya..

Sepertinya.. pada kesempatan ini, kembali Beliau ingin menyampaikan pesanNya padaku:
“Kematian adalah urusanKu.. Siapapun yang Aku kehendaki, adalah urusanKu.. kapan waktunya yang Aku kehendaki, adalah urusanKu.. dan kamu adalah bukan apa-apa dan tanpa kuasa apapun.. selain hanya bisa menyaksikannya..”

Masih ingat kisah yang pernah saya tulis beberapa saat yang lalu..ketika dokter menyuruh saya untuk menjalani pemeriksaan scan MRI..mahal..dan akhirnyapun dokter memvonis bahwa penyakit tulang punggung saya adalah sakit permanen yang nggak bakalan bisa disembuhkan..???
Ketika itu saya tulis ”Scan MRI..sebuah Gladiresik Kematian..”sbb:
..setelah disuruh menanggalkan seluruh pakaian yang membungkus tubuh kita, kemudian perawat mempersilahkan saya untuk mengenakan selembar kain tipis mirip kayak kimono yang kita pakai terbalik.. bayangin..di ruangan ber AC yang sangat dingin, hanya memakai selembar kain tipis..

Kemudian saya dipersilahkan tidur telentang di atas papan dari besi...duuiiingiiinSekaliiii.. dan perawatpun mengatur posisi tidur saya agar telentang dengan kaki rapat dan dengan tangan dilipat menyilang di atas dada saya..Masya Allaaaaah.. saya jadi merinding.. saya jadi teringat kejadian ketika saya berumur 5 tahun..bukankah ini adalah sikap dan posisi nenek saya Aminah ketika disemayamkan di dalam peti matinya.. hanya saja karena saat itu nenek Aminah meninggal dalam kristus, maka dia dirias bak pengantin putri..

Sebelum meninggalkan ruangan, perawat itu masih sempat berpesan..”mas, jangan bergerak yaa..” dan kemudian perlahan-lahan papan besi tersebut bergerak menuju ke dalam sebuah tabung besar...Yaa Allaaaah...!! baru saya sadari sekarang.. ternyata tabung MRI itu mirip sekali dengan keranda..kendaraan kematian kita..

Dan ketika saya pejamkan mata..entah karena halusinasi saya..entah karena Allah memang mau menunjukkan kepada saya.. tentang Tatacara dan Perasaan kita ketika menemui yang namanya ‘ajal’.. dan di dalam tabung MRI..dengan memejamkan mata.. maka lengkap sudah perasaan saya.. ”Sendiri… gelap.. dingiiin.. hanya dengan selembar kain.. mungkin, seperti inilah rasanya mati..”

Sesaat kemudian mesin MRI tersebut diaktifkan.. dan tetap dengan mata terpejam dan dengan perasaan saya tadi.. Sendiri.. gelap.. dingiiin.. hanya dengan selembar kain.. maka.. Subhanallaaaah..!! bisingnya suara mesin MRI ternyata bagiku lebih mirip dengan riuh rendahnya orang-orang yang mulai berlomba melempar tanah kubur di atas peti mati kita.. nangis aku..

Dan saat itu.. yang ada hanyalah bayangan dosa-dosa yag masih melekat di diri saya...ingin rasanya berontak..membongkar peti mati itu dan berteriak..”Akuu Belum Matiiii..!!!!”
Semakin aku resapi..semakin aku nangis..maka semakin aku memohon pada Allah.. “Ya Allah..jangan matikan aku sekarang..berilah aku waktu..untuk memperbaiki amalanku.. Ya Allah..dengarkan akuuu..”

Mungkin..mungkin..dan sekali lagi mungkin.. sepertinya itulah aku di saat kematianku.. menyesal..memohon.. dan berjanji akan selalu berbuat baik..jika Allah memberi perpanjangan waktu..

Walau sisi lain dalam hatiku mengatakan.. “Kayaknyapun jika dikasih perpanjangan waktu.. aku belum tentu merubah perilakuku..”
Allaaaahu Akbaaar..

Astagfirullaaah.. Sabtu 27 mei 2006.. Allah kembali memperlihatkan Gladibersih Kiamat kepadaku..

Saya ingat betul.. sekitar pukul 5 lebih istri saya sembari tidur dia bangunkan saya dengan kalimat,”Mas..sholat subuh sik..” (waktu itu istriku memang sedang tidak sholat..). dan sayapun masih ingat betul jawabanku,”Yoooh..” tapi tetep saja aku terus tidur..
Tiba-tiba..

“Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Mas.. Maaaas... Alllahu Akbaaaaar... Maaaas..!!”, istriku teriak-teriak kaya’ kesurupan sambil membopong anis anakku dan merangkul aku...
Ketika kaget terbangun & membuka mata...”Allaaaaaaahu Akbaaaaaaar...!!!!”, aku berteriak lebih keras lagi... Seluruh ruangan bergoyang kencang.. bergetaaar.. dan bergemuruh bagaikan air bah yang menerjang.. dan seluruh benda yang ada beterbangan.. terlempar..!!!

Saat itu.. kembali Allah mendatangkan perasaan dingin dan gelap.. dan selain hanya bisa berteriak-teriak istiqfar, menyebut namaNya dan memohon ampun padaNya.. tidak banyak yang dapat saya kerjakan kecuali berusaha melindungi istri dan anakku anisya..

Guncangan yang hanya dalam hitungan waktu sekitar 1 menit yang telah diberikanNya.. tapi dalam ‘hitungan perasaan’ kita.. terasa sangat lamaaaaa sekali.. dan selain rasa ketakutan dan kengerian yang amat sangat.. yang ada dan terlintas di otak ku saat itu adalah semua penyesalan..semua permohonan ampun kepadaNya..kepada orang tua kita..kepada istri kita..kepada anak-anak kita.. kepada semuanya... dan kembali dan tetap saja aku memohon perpanjangan waktu itu kepada Allah..

Waktu yang hanya 1 menit menurut perhitungan jam manusia.. berasa sangat amat lama sekali menurut perhitungan ketakutanku.. menurut perhitungan kengerianku..menurut perhitungan perasaanku.. bayangkan.. dalam waktu yang singkat dalam perhitungan jam manusia itu, tapi saya bisa lengkap memutar kembali dan mengingatnya dalam penuh penyesalan dan penuh permohonan kepadaNya.. dengan seribu janji kepadaNya..

1. Ya Allah.. maafkan aku.. kemarin hari jum’at aku nggak pergi ke masjid untuk melakukan sholat jum’at.. Allah kan tahu.. selain libur panjang memang kadang menimbulkan rasa males, tapi aku capek setelah kondangan hingga malam di Wonogiri yaa Allah..
Ya Allah..maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu..jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu melaksanakan sholat jum’at.. apapun alasannya ya Allah..

2. Ya Allah.. maafkan aku tadi ngga’ sempat sholat subuh.. nguantuk buangeet ya Allah.. kan semalam aku musti rapat sampai jam 12 malem ya Allah..
Ya Allah maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu melaksanakan sholat subuh.. apapun alasannya ya Allah..

3. Ya Allah.. maafkan aku, aku belum sepenuhnya bisa membahagiakan orang tuaku ya Allah..bukannya aku ngga mau.. tapi Allah Sendiri kan tahu, urusanku masih banyak..dan saya sibuk sekali ya Allah..
Ya Allah maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu lebih mengurusi dan lebih membahagiakan orang tuaku.. apapun alasannya ya Allah..

4. Ya Allah.. maafkan aku, aku masih sering menyakiti hati istriku..dan masih banyak keinginannya yang belum aku penuhi ya Allah.. bukannya aku ngga’ mau ya Allah.. tapi karena memang masih banyak pekerjaanku yang belum terselesaikan ya Allah.. tapi semua kebutuhan istriku sudah akau usahakan untuk terpenuhi yaa Allah.. yaa uang belanjanya..yaa uang sekolah anak-anakku.. yaa uang kebutuhan mereka.. yaa uang untuk membantu sodaraku dan sodaranya.. yaa mobil istriku dan bahkan lengkap dengan sopirnya biar dia ngga capek sepulang kerja yaa Allah..
Ya Allah maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu lebih mengurusi dan lebih membahagiakan istriku.. apapun alasannya ya Allah..

5. Yaa Allah.. maafkan aku yaa Allah.. anak-anakku masih kecil-kecil yaa Allah.. mereka masih membutuhkan aku ya Allah.. nanti kalo’ aku mati.. terus siapa yang akan mengurusi mereka yaa Allah.. siapa yang akan membayar spp sekolahnya ya Allah.. trus siapa yang akan membiayai mobil dan sopir yang mengantar mereka setiap pagi yaa Allah..
Ya Allah maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu lebih mengurusi dan lebih membahagiakan anak-anakku.. apapun alasannya ya Allah..

6. Ya Allah.. maafkan aku yaa Allah.. karyawanku banyak.. sodaraku banyak.. trus nanti kalau aku mati.. kepada siapa mereka bergantung yaa Allah.. nanti mereka akan ‘keleleran’ yaa Allah..dan lagi hutang-hutangku masih banyak yaa Allah.. nanti siapa yang membayarnya yaa Allah...
Ya Allah maafkan aku.. berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu lebih mengurusi dan lebih membahagiakan saudara-saudara serta karyawanku.. apapun alasannya ya Allah..

7. Yaa Allaaaaah.. kemarin aku belum sempat mengambil celana hitamku yang masih baru yang tertinggal di lemari bapakku..
Ya Allah berilah aku perpanjangan waktu.. dan jangan matikan aku saat ini ya Allah.. nanti aku berjanji akan selalu lebih mengurusi barang-barangku..

Dan masih banyak permohonan serta janji-janji yang aku sampaikan kepada Allah saat itu..
Setelah melewati lamanya waktu menurut perhitungan perasaanku..
Alhamdulillah kami bertiga selamat.. entah karena Allah mendengarkan banyak permohonanku, kasihan padaku dan kemudian meluluskan permohonanku.. atau memang karena Beliau tidak sempat memperhatikanku..

aku baru menyadari bahwa anakku Ines terpisah karena semalam dia minta tidur di rumah mbak Ika kakakku..kemudian kami bertiga menuju godean mencari Ines.. alhamdulillah selamat.. keluarga serta rumah kakakku utuh.. tapi sepanjang perjalanan yang kulalui.. Masya Allah.. berantakan.. Dan setelah itu baru akau dapat informasi bahwa mBantul luluh lantak.. (pasti temen-temen sudah membaca di koran maupun melihatnya di televisi)

Setelahnya aku menuju Santi Mebel di Pelemgurih di mana orang tuaku tinggal, dari depan toko tampak utuh..tapi begitu masuk ke dalamnya.. Astagfirullah.. subhanallah..40% lebih rumah orang tuaku hancur.. dan kalo’ dilihat dari kerusakan yang terjadi.. ruang tamu roboh.. kamar tidur roboh.. seharusnya keduanya tidak tertolong..sebab selain mereka sudah tua..ibuku sangat sulit untuk berjalan apa lagi berlari, setelah beberapa jari kakinya diamputasi karena sakit gula beberapa tahun yang lalu..

Ternyata mereka berdua berhasil diselamatkan oleh adikku Denny.. Deny yang selama ini saya anggap sebagai trouble maker keluargaku.. selalu merepotkan orang tua.. nakal.. ternyata menjadi pahlawan keluargaku hari itu.. “Dik Denny, Aku bangga dan iri kepadamu..”

Belum selesai tertegun dan saling bercerita tentang kejadian pagi tadi.. ribuan orang dan kendaraan berhamburan dan berteriak-teriak Tsunamiiiiiii... kita sekeluarga terhasut dan terlarut akan teriakan Tsunami tersebut.. saya bertuju dalam satu mobil.. orangtuaku dan denny sekeluarga dengan mobil lainnya..kami berlomba mencari daerah tertinggi..

Betapa jahatnya pelempar isyu Tsunami itu.. dan betapa tidak nalarnya aku saat itu.. bukankah waktu SD pernah diajarkan geografi.. Kota jogja itu letaknya 60m-100m diatas garis pantai.. kalaupun terjadi tsunami beneran..pasti tidak akan mencapai kota yogya.. sbab kejadian aceh yang lebih dasyatpun ketinggian air rata-rata hanya 15m..

Tapi isyu Tsunami tersebut sudah sempat memporak porandakan jutaan Penduduk yogya..salaing lari..saling tabrak..saling maki..dan bahkan ada yang saling pukul.. semua berlomba mencari keselamatan..

Yang jelas..pada Gladiresik Kematian ke 4 yang saya alami ini..Allah kayaknya ingin menyampaikan pesanNya buatku:

1. Nanti jika saat kematian itu tiba.. aku akan menjadi sangat individualis..dan tidak sempat memikirkan oranglain dan hanya berfikir untuk pribadi..
2. Waktu kematian kita..kita tidak pernah ada yang tahu..hanya Allah yang tahu..maka, jangan menunda-nunda kewajiban dan amalan kitas untuk bekal di alam baka..
3. Kita bukan apa-apa..dan tidak berdaya apa-apa..
4. Allahu Akbaaar...!!

Sekali lagi Yaa Allah.. maafkan aku..walaupun sudah kau berikan aku 4 kali kesempatan mengikuti Gladi Bersih Kematian.. tapi aku yakin..aku tidak akan pernah siap menghadapi kematian dariMu itu... Yaa Allah..maafkan aku..

Saturday, June 03, 2006

Mudah


Esai Widi Yarmanto (GATRA)

DALAM hidup pasti ada masa di mana seseorang berubah dan dimudahkan Allah. Sengsara, difitnah orang, dipermalukan, sakit, misalnya, bisa menjadi pintu perubahan. Itu yang dialami Onny setelah koma sebulan dari kecelakaan pada 1995.


Begitu "bangun" dari tidurnya, ia berubah sensitif. Allah seolah membuka mata "ketiganya". Perilaku orang-orang yang membesuk dia tergambar jelas. Yang busuk, culas, dengki mewujud nyata. Seperti rekaman yang diputar ulang.

Buntut dari sensitivitas itu, dendamnya jadi mencuat. Akhirnya, kesadaran Onny tergugah. Ia berkesimpulan: "Jika otak ini dijejali pikiran negatif terus, hidup saya tak akan nyaman." Maka, perasaan dendam itu ditekan, sampai kerak terakhir. Hasilnya luar biasa. Ia jadi penyabar. Sifat jagoannya lenyap.

Dulu, jika mobilnya disalip kendaraan lain seenak udel, misalnya, emosinya kontan meledak. Mobil itu dikejar, dan bisa-bisa si pengendara dihajar. Seolah ia ingin memberi pelajaran agar orang tidak berlalu lintas semaunya.

Begitulah! Sebagai mualaf, Onny pergi haji pada 1997. Dan, tahun ini untuk yang kedua kalinya ia ke Tanah Suci lagi, tanpa direncana. Ceritanya, suatu hari ia ditawari teman untuk pergi haji memakai paspor hijau. "Saya diaku TKI, sebagai juru masak," katanya sepulang berhaji, dua pekan lalu.

Dari enam TKI pemohon visa, dua di-oke-kan termasuk dia. Tiba di Jeddah, dari enam orang TKI sepenerbangan, empat dipulangkan. Lagi-lagi langkah Onny dimudahkan. Pemeriksaan imigrasi lancar. Bahkan, petugas sempat meladeni dia kayak raja. Paspornya dicap tanpa ditanya ba-bi-bu. Tas bawaannya pun tak disentuh.

Pemeriksaan dirinya cuma beberapa menit, padahal, orang lain menunggu paling tidak dua jam. Yang mengherankan lagi, taksi yang ditumpanginya dipersilakan lewat di dua pintu check point. "Muka petugas seperti ditutupi tabir," katanya.

Namun, di Tanah Suci, Onny mengaku tetap "dijewer" Allah. Di depan Ka'bah, misalnya, rekannya bertanya: "Kenapa ONH kita mahal, ya? Padahal Malaysia lebih murah." Onny menjawab sekenanya: "Ya, pindahkan saja Ka'bah ke Monas, pasti ONH lebih murah."

"Masya Allah!" ujar temannya keheranan. Buru-buru Onny membekap mulut, meralat kelancangannya. Ia jadi teringat musim haji 1997. Waktu itu, usai tawaf, ia membasuh muka dengan air zamzam sembari berdoa: "Ya, Allah berilah kesehatan pada mataku."Seketika itu pula, mata minusnya jadi terang. "Tanpa kaca mata saya bisa melihat orang di lantai dua. Mata ini bisa kayak men-zoom," katanya. Wajahnya berbinar-binar. Rasanya, tiada nikmat lain selain saat itu.

Lalu, agar khusyuk berdoa, bersama ayahnya, Onny ke lantai dua. Pas di lantai tangga Masjidil Haram, ayahnya berbisik: "Lihat, ada wanita sangat cantik!" Begitu memandang wanita itu, mulut Onny seakan terkunci. Itulah wanita tercantik yang pernah dilihatnya. Anehnya, setelah itu, "Prepet-prepet mata saya kembali kabur," katanya.

Pengalaman haji 1997 itulah yang mendorong dia selalu menjaga ucapan, pikiran dan tindakannya. Tapi, Onny mengaku tak bisa diam dari keusilan. Ceritanya, selagi salat, ia melirik seorang berkulit hitam yang salat seenaknya, hingga menutupi tempat sujudnya. Dan, di telapak kaki orang itu menempal tanah. Konsentrasinya buyar. Ia pun membatin: "Jorok! Salat kok tidak wudlu."

Anehnya, pas ia bersujud, tahu-tahu kepalanya kayak diinjak orang. Ia ngomel dalam hati. Anehnya, setelah itu, kaki Onny seperti kena serangan asam urat. Dan rupanya, "jeweran" Allah tak berhenti di sini. Onny tak bisa menahan kentut. Usai berwudlu ia kentut lagi, dan kentut lagi. Bahkan, tinggal beberapa langkah dari sajadahnya pun ia batal lagi. Padahal, tempat air wudlu itu sejauh 400 meter, dan ditempuhnya dengan tertatih karena kakinya yang sakit.

Di Mekkah, Onny juga mencari oleh-oleh. Ia tertarik pada sebuah cincin bermata berlian imitasi. Tiruan tak apa, yang penting bisa mencorong saat dipakai. Apalagi, di atas mobil BMW. "Pasti tak ada yang nyangka ini palsu," kata Onny.

Persis di saat kesombongannya terucap, mobil BMW-nya yang dipakai famili di Tanah Air tabrakan. Ringsek! Dan, lagi-lagi, berita mobil penyok itu dijawab enteng. "Nggak apa, kan mobil itu diasuransikan," katanya.

Tapi celakanya, berbarengan dengan klaim asuransi itu disetujui, Pakdenya pasrah bongkokan minta uang padanya. Esoknya, famili yang lain juga mohon dibantu. Dua cek dikeluarkan. Yang mengherankan, jumlah cek itu persis senilai pembayaran dari asuransi. Ia geleng-geleng: "Mengapa bisa persis?" Walhasil, perbaikan BMW itu seperti dari kantong sendiri.


Namun, "jeweran" Allah itu tetap disyukuri, jika membandingkan tragedi Mina yang cuma beberapa menit berlalu. Pagi itu, sekitar pukul 09.00, ia melempar jamrah. Tenang, tanpa berdesakan. "Setelah itu, saya minggir, mencari ayam goreng," katanya.

Tiba-tiba beberapa helikopter terbang rendah. Tahu-tahu, di depan matanya, orang-orang bergelimpangan tak bernyawa. Tercatat 252 orang meninggal. "Masya Allah," katanya. Itu semua sudah kehendak Allah.

Tepat di Idul Adha itu, Onny juga "merayakan" ulang tahunnya ke-35 di depan Ka'bah. Hari itu, hijab atau tirai penutup hatinya seperti dibuka melalui kemudahan demi kemudahan yang ditunjukkan Allah. Hatinya jadi lebih sejuk. Tanpa terasa air matanya mengucur, mensyukuri nikmat Allah.

[Esai, GATRA, Edisi 16 Beredar Jumat 27 Februari 2004]
Catatan: Ilustrasi diambil dari Majalah GATRA pada artikel tersebut

Talang


Esai Widi Yarmanto (GATRA)

KEAJAIBAN atau mukjizat dalam beberapa pekan ini menyentuh kita. Berbarengan dengan ''tontonan'' mahadahsyat gelombang tsunami dan gempa bumi yang memorak-porandakan wilayah Aceh dan beberapa negara lain, Tuhan juga menyuguhkan kekecualian di luar akal manusia.

Misalnya, ada yang tergulung ombak berlumpur hitam ratusan meter, tapi masih hidup. Ada bayi satu setengah bulan yang nyangkut di bubungan rumah, tapi tetap sehat walafiat walau beberapa hari tanpa makan-minum. Ada pula bocah yang tiba-tiba ''bangun'' di antara ratusan jenazah yang siap dikuburkan.

Gelombang dahsyat yang menyingkir kala mendekati kompleks pemakaman Raja Samudra Pasai di Desa Beuringen, Aceh Utara, juga jauh dari nalar normal. Waktu itu, air hanya berputar-putar dan menjauhi pemakaman kerajaan Islam itu, setelah menyapu manusia dan rumah-rumah di sekitarnya.

Di kompleks tersebut, air cuma menggenang 15-20 sentimeter. ''Padahal, di luar kami, air sudah setinggi dua meter,'' kata M. Yakob. Dari 30 kepala keluarga yang berada di desa sejauh satu kilometer dari pantai itu, M. Yakob adalah satu di antara 10 orang yang selamat karena berlindung di makam.

Mukjizat lain di depan mata adalah kisah Nyonya Agian Isna Auli. Ia, yang koma pasca-operasi caesar sejak Juli 2004 itu, tiba-tiba bangun dari tidur panjangnya. Dari hasil CT-Scan diketahui bahwa fungsi organ tubuhnya mengalami disconnecting saraf otak. Harapan hidupnya pun tipis.

Oleh sebab itu, suami Agian, Panca Satriya Hasan Kesuma, berkali-kali meminta agar istrinya di-euthanasia, disuntik mati saja ketimbang penderitaannya berkepanjangan. Warga Bogor ini pun mengutarakan niatnya pada DPRD Bogor dan ke Pengadilan Negeri Jakarta. Syukurlah, tak dikabulkan.

Dan, tiba-tiba Nyonya Agian siuman. Ia, yang dulu tidak mampu merespons suara, kini bisa berbicara, bercanda, dan bahkan mengingat potongan syair lagu kesukaannya: Goyang Dombret. Memang memorinya belum sempurna, tapi surat Al-Fatihah mampu dilafalkan utuh.

Koma juga pernah dialami Ir. Onny Hendro, 35 tahun. Waktu itu, tahun 1995, rekan saya ini mengalami kecelakaan di tol Cikampek. Mobilnya terbalik di jalur pembatas. Ia tak ingat siapa yang nyopiri. Yang pasti, teman satu mobilnya meninggal setelah koma lebih dari empat tahun.

Onny ''hanya'' koma 25 hari. Dan, selama tidur panjang itu, ia seperti menghadapi layar lebar perjalanan hidupnya. Segala ulah Onny dan perilaku kenalan dia tersorot diputar ulang. Buntutnya, begitu sadar, beragam kebusukan orang di layar itu melekat pada otak Onny. Ia muak oleh kemunafikan mereka.

Selain itu, ''Saya menjadi sensitif, peka,'' katanya. Melihat seseorang, langsung bisa membaca pikiran dan kelicikannya. Onny memang tak berani menjamin ramalannya 100% jitu, tapi paling tidak 70-80% oke. Bukan hanya itu, ia juga merasa ucapannya bertuah. ''Saya takut bicara yang jelek-jelek,'' katanya.

Maka, sifat pemarahnya pun ditekan. Bila ada orang yang mencemooh, mencaci, menghina, memfitnah, bahkan seumpama meludahi pun, tidak akan dibalasnya. Padahal, dulu Onny dikenal sebagai preman yang main tempeleng. Perilakunya berubah total. Hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain.

Kini Onny prihatin atas moral bangsa ini yang nyaris hilang kepekaan dan tak punya rasa malu. Misalnya, tinggal di kompleks mentereng, mobil berderet, tapi giliran dimintai sumbangan untuk kepedulian sosial, aduh pelitnya minta ampun. Uangnya cuma menetes. Tak sebanding dengan rezeki dari Allah.

Maka, di mata Onny, berbuat baik itu terasa jadi barang langka. Karena itu, ia ingin memberi keteladanan. Nasihat ''jika tangan kananmu memberi, tangan kirimu jangan sampai tahu'' tidak sepenuhnya disepakati. Ia memberi justru berharap agar amalnya diketahui orang, dengan catatan: ''Tuhan, tolong tutup keran keriya'an saya.''

Dan, jika Islam mewajibkan zakat 2,5%, Onny bisa menyisikan 60% rezekinya untuk zakat, infak, dan sedekah. Ia mengibaratkan diri sebagai talang air, yang sekadar basah. Konsep meringankan umat ini, alhamdulillah, justru membuat rezeki Onny, yang juga memiliki sekitar 100 karyawan itu, tidak pernah kekurangan.

Rezeki datang tanpa dinyana. Bayangkan, saat keluar dari rumah sakit, Onny masih punya utang Rp 4 juta. Rumah dan mobilnya ludes. Tapi, enam bulan kemudian, ekonominya pulih. ''Itu sangat sulit dinalarkan. Tak masuk akal,'' katanya, sembari geleng-geleng kepala dan menyebut kebesaran Allah.

Hidupnya pun tanpa keserakahan. Jika ada sanak atau teman perlu bantuan, ia tak segan-segan menolong. Kendati orang yang ditolong itu belakangan ngemplang plus menjelek-jelekkan, Onny tetap menggusur kebencian dari otaknya. Maka, kala rekan itu datang tanpa malu dan minta tolong, ''Ya, saya menolongnya,'' katanya.

Konsep ''talang air'' tetap dijalani. Beberapa waktu lalu, Onny mengumrahkan 15 orang ke Tanah Suci. Dan, belum lama ini, ia merayakan syukuran 10 tahun pernikahannya. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Dari seorang mantan guru SMA-nya. Namun, sebelum guru itu menyampaikan maksudnya, Onny sempat berpikir negatif: ''Ah, paling minta tolong!''

Ternyata salah. Guru itu hanya memohon maaf karena tidak bisa menghadiri pesta syukuran Onny. Ayah dua anak ini langsung terdiam. Pikirannya yang kotor membuatnya gelisah. Sanubarinya gundah. Rupanya, ia masih melihat dan mendengar seseorang bukan dengan ''mata hati''. Buntutnya, ''Saya menangis. Malu pada diri sendiri,'' kata Onny.

Saat itu, sepertinya, Onny tengah dijewer Allah --sebelum pikiran buruknya terlampau jauh menggerogoti diri. Membebaskan diri dari batin kotor memang tidak mudah, kawan!

widi@gatra.com
[Esai, Gatra Nomor 10 Beredar Jumat, 14 Januari 2005]
Catatan: Ilustrasi diambil dari Majalah GATRA pada artikel tersebut

Friday, June 02, 2006

Bukan Sunat Bukan Sihir

Bayangin..
betapa besar keuntungan kita kalau mau jadi panitia penyelenggara sunatan masal..

Pertama..
Karena Sunatan kwi hukumnya wajib di agama Islam..
maka otomatis kita akan dapat pahala karena membantu melaksanakan sebuah kewajiban beribadah..

Kedua..
Menambah wawasan kita..
terutamanya dalam masalah sosial..
sunatan massal pasti berhubungan dengan masyarakat..
dan yang miskin utamanya..

Dengan melihat..
membantu..
membaur..
dengan 'mereka'
kita punya kesempatan untukberintrospeksi dan bersyukur..
betapa Allah sudah sayang kpd kita..
betapa Allah sudah limpahkan RahmatNya pada kita..
betapa Allah sudah limpahkan HidayahNya pada kita..
betapa Allah sudah limpahkan RejekiNya pada kita..

sehingga Insya Allah dengan sadar kita dapat memahami..menyadari..dan ikhlas menyimpulkan:
'Sepusing-pusingnya kita..mereka lebih pusing..
'Serepot-repotnya kita..mereka lebih repot..
'Sesusah-susahnya kita..mereka lebih susah..
'Sebokek-bokeknya kita..mereka lebih bokek..

'Nah..setelah dapat mengambil kesimpulan..
selanjutnya terserah anda..

Ketiga..
Ini yang paling penting..
Seorang peserta..
akan menghasilkan 2 Centimeter persegi 'bahan'..
Lha kalo' 100 peserta berarti 200 Cm persegi
dan karena tingkat elasisitas 'bahan' tsb..
brarti kita akan dapat handycraft:
4 bh dompet yang mudah kita rubah jadi koper..
atau 10 bh sarung HP NOKIA 3110 yg juga muat untuk 9500
atau 1 bh sarung tangan yg sempit dipakai si-Rahmawan,
tapi akan kegedhean jika dipakai si-Rahmawati..

Selamat mencoba..
BUKAN SUNAT BUKAN SIHIR..

Kaji Edan Goes Blog


This is to announce that Kaji Edan enters the wonderful life of blogging...